Baduy dalam Menanggapi Pemilu#2
Lihat "Baduy dalam Menanggapi Pemilu#1"Rupanya kang Jaori (sebut saja begitu karena saya agak sedikit lupa) ini penganten yang masih terbilang baru dan belum punya anak. hanya ada istrinya yang menjaga di rumah. Perempuan Baduy tidak menemani kami bertamu hanya sekali saja waktu mengantarkan minuman, sudah itu masuk lagi ke pawon atau dapur. Saya sempet minta di foto, namun kawan saya ga berani karena ini sudah masuk wilayah Baduy dalam.
Tampaknya kawan saya ini sudah kenal dekat dengan Kang Jaori, obrolan
begitu akrab sambil penuh canda, sambil makan malam dengan hidangan ikan asin,
kami berkomunikasi dengan bahasa Indonesia, karena bahasa sunda orang Baduy
tidak bisa dimengerti, nampaknya beda dengan bahasa Sunda Banten. Dari Kang
Jaori saya mendapat bocoran tentang apa saja yang menjadi peraturan dan
pantangan/pamali bagi orang Baduy dalam, diantaranya adalah :
- - Semua jenis alat elektronik (modern) tidakk diperbolehkan. Untuk
penerangan mereka munggunakan minyak kelapa, minyak tanah tidak
diperbolehkan.
- - Tidak boleh menanam singkong. Untuk dua hal ini saya pernah bertanya
kepada kawan dari IPB bahwa minyak tanah itu merusak tanah, hingga tanah
yang sudah kena minyak akan sulit untuk ditanami kembali. Sedangkan
singkong adalah jenis tanaman umbi-umbian yang paling rakus menyedot gizi
tanah, coba perhatikan tanah di sekitar pohon singkong akan terlihat
kering dan gembur.
- - Mandi tidak boleh pake sabun, mereka hanya memakai bahan dari
tumbuhan sebagai alat cucinya. Pada saat itupun kami tidak mandi sampai
keesokan harinya, karena kami sudah terbiasa menahan diri untuk tidak
mandi dalam beberapa hari.
- - Mereka memelihara ayam kampung, namun hanya di sembelih pada
saat-saat ada upacara adat.
- - Dalam perjodohan ditentukan oleh pemuka adat disana, jadi para
pemuda/gadis disana tidak bisa memilih calon pasangannya.
- - Di Baduy tidak ada hak kepemilikan tanah, adanya hak guna pakai,
seperti juga di ladang ini. Kang Jaori menempati ladang hanya saat musim
tanam, kalau sudah panen dia akan pindah ke ladang yang lain, dan ladang
yang sekarang dia tempati, akan diganti oleh warga baduy lainnya, sistem
rolling. Hak guna pake ladang ini hanya diperuntukan bagi mereka yang
sudah menikah.
- - Hak kepemilikan hanya berlaku untuk pohon yang punya nilai ekonimi,
siapapun yang menanam pohon di hutan dialah yang jadi pemiliknya. seperti
pada saat kami ngobrol ada temennya Kang Jaori yang datang menawarkan
pohon duren seharga Rp. 400.000,-
- - Tidak boleh merubah struktur tanah, mereka menanam padi tidak di
sawah tapi di ladang. Begitupun cara membangun rumah, tiang rumah yang
menyesuaikan, maka tidak heran kalau tiang rumah mereka tidak sama
panjang.
- - Tamu tidak boleh menginap secara berturut-turut, artinya jika kami
ingin menginap 2 malam, setelah menginap semalam kami harus keluar dulu
dari baduy dalam, baru ke dua malam berikutnya diperbolehkan untuk
kembali, mirip penggunaan visa pada ketentuan negara.Gak kebayang siapa
yang mampu melakukan perjanan bulak-balik seperti itu, dengan rute jalan
kaki lumayan jauh dan naik turun bukit, hanya orang-orang yang punya niat
kuat yang bisa menempuh perjalanan seperti ini. Bagi yang hanya penasaran
dan cuma wisata seperti kami rasanya sulit terlaksana.
- - Tamu hanya diterima di wilayah kampung Cibeo, sedangkan dua kampung
lainnya Cikatawarna dan Cikesik tidak sembarangan orang bisa masuk kesana.
Konon katanya baru Ully Sigar Rusadi yang sudah dapat masuk ke dua kampung
tersebut.
- - Orang Baduy dalam tidak diperbolehkan naik kendaraan, peraturan ini
tidak berlaku untuk orang baduy luar, mereka diperbolehkan naik kendaraan
dan menggunakan alat eletronik lainnya, seperti ada beberapa yang sudah
punya hp, bahkan ada yang sudah punya akun FB.
Tidak terasa malampun semakin larut, kawanku menyarankan untuk segera
tidur, karena besok paginya harus segera kembali ke perkampungan baduy luar
untuk menyaksikan proses pencoblosan PEMILU, di dekat pintu gerbang masuk
baduy, karena warga baduy dalam tidak ikut pada pesta demokrasi ini. Tidak
banyak yang bisa saya ceritakan pada pencoblosan PEMILU di Baduy luar ini,
prosesnya hampir sama dengan tempat lainya di pelosok negri ini, hanya saja
sedikit perbedaannya mungkin disini orang baduy luar memakai pakaian khas
mereka yaitu hitam-hitam dan ikat kepala warna biru. Akhirnya setelah kawan
saya ambil gambar secukupnya, kamipun kembali dengan memakai rute yag sama saat
kami datang.
0 komentar: